Jumat, 13 Mei 2016



Kelompok 5 (Lima)

Trisna Istiqa                          (RRA1C112002)
Rina Safitri                            (A1C113006)
Mei Sulistiowati                    (RRA1C112012)
Nurjanah                               (A1C113009)
Norma Rosita                        (RSA1C113004)

Dosen Pengampu :
Dr. Drs. Syamsurizal, M.Si

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
A.       Gambaran Singkat tentang Hakikat PPL
Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan bagian inti kurikuler yang dilaksanakan oleh mahasiswa calon guru atau tenaga pendidik, baik latihan mengajar maupun tugas kependidikan lainnya secara terbimbing dan terpadu sebagai persyaratan profesi keguruan PPL merupakan muara dari seluruh program kependidikan.
PPL dapat disamakan dengan latihan kerja (job training) bagi calon pegawai atau staf perusahaan. Hakikat dari semua pelatihan tersebut adalah mempersiapkan calon pengemban tugas menjadi profesional dalam bidang yang ditekuninya nanti. Dipandang dari sudut kurikulum, PPL merupakan mata kuliah proses belajar mengajar yang djpersyaratkan dalam pendidikan prajabatan guru. PPL sengaja dirancang untuk mempersiapkan mahasiswa PPL agar memiliki atau menguasai kemampuan keguruan yang terpadu secara utuh, sehingga setelah mereka menjadi guru mereka dapat tugas dan tanggung jawab secara profesional. Setiap langkah dalam komponen pelatihan tersebut mengacu pada teori yang telah dipelajari menuju kepada praktek pelaksanaan tugas, atau berdasarkan efektivitas dan ketetapannya dalam praktek.

B.       Maksud dan Tujuan PPL
Maksud dan tujuan PPL diuraikan sebagai berikut:
a)    Tujuan Umum
PPL bertujuan untuk mendapatkan pemahaman secara faktual di lapangan sebagai wahana terbentuknya tenaga kependidikan yang memiliki seperangkat pengetahuan, nilai dan sikap yang diperlukan bagi profesinya serta mampu menerapkan dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran baik di sekolah maupun di luar sekolah.

b)   Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang diharapkan dapat dicapai oleh mahasiswa melalui PPL adalah sebagai berikut:
1.      Mengenal secara utuh lingkungan fisik, sosial, administrasi, dan akademik sekolah tempat pengabdian kelak.
2.      Menguasai berbagai keterampilan mengajar.
3.      Dapat menerapkan berbagai kemampuan keguruan secara utuh dan terintegrasi dalam situasi nyata.
4.      Mampu belajar dari pengalaman mengikuti latihan.

C.       Kegunaan PPL bagi Mahasiswa
Secara umum kegunaan PPL bagi mahasiswa adalah suatu wadah atau sebagai media untuk mendapatkan pengalaman pendidikan secara faktual di lapangan untuk menerapkan ilmunya secara langsung. Kerjasama antara guru pamong dengan mahasiswa PPL dapat meningkatkan pengetahuan siswa dalam menjalankan tugas pengajaran dan memantapkan diri sebagai pengajar profesional.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Masalah-masalah Ketika PPL

Dalam keseluruhan proses pendidikan disekolah, pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama. Ini berarti bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Pemahaman seorang guru terhadap pengertian pembelajaran akan sangat mempengaruhi cara guru itu mengajar.
Agar menghasilkan tenaga kependidikan yang kompeten, LPTK perlu akrab dengan praktik belajar- mengajar nyata dan tidak sekadar pada tataran teori (Suyanto, 2004). PPL merupakan kegiatan terpadu, yang terdiri atas (1) pelatihan keterampilan dasar mengajar, (2) pengenalan lapangan, (3) pelatihan mengajar dan tugas kependidikan lainnya secara mandiri, dan (5) ujian praktik mengajar (Tim UPPL FKIP Unsri, 2007). Dalam melaksankan kelima komponen tersebut permasalahan yang paling menonjol adalah :
a.    Pengetahuan awal mahasiswa tentang keguruan.
Pengetahuan awal meliputi pengetahuan tentang persiapan perangkat pembelajaran dan amteri pembelajaran. Dalam mempersiapkan perangkat pembelajaran kadangkala terdapat persebadaan secara teknis antara pembekalan yang dilakukan oleh kampus dengan sekolah. Adanya perkembangan kurikulum yang terjadi di sekolah menengah (Kurikulum 2000, KBK dan KTSP) seringkali tidak diikuti dengan seksama oleh pihak kampus. Akibatnya, pada saat mahasiswa akan melakukan PPL beberapa format perangkat pembelajaran dan sistem penilaian tidak sesuai dengan yang mereka pelajari. Menurut Suyanto (2004) memang ada perkuliahan dan seminar tentang silabus, kurikulum, pembuatan materi ajar (material design). Bahkan, sampai ke perkembangan mutakhir. Akan tetapi, pernahkah GBPP (Garis Besar Program Pengajaran-Red), KBK dikupas dan dibahas secara tuntas atau dikritik di mimbar perkuliahan. Padahal, hal itu bersentuhan langsung dengan kegiatan belajar-mengajar.
Dari segi materi, mahasiswa PPL merasa kesulitan melakukan sinkronisasi materi pelajaran yang diterima di kampus dengan materi pada sekolah menengah. Materi kuliah biasanya lebih tinggi dan mempunyai bahasa buku teks sehingga ada beberapa mahasiswa yang merasa kesulitan menyesuaikan materi ini dengan konteks “buku paket”.
Adanya pengembangan KBK menjadi KTSP mensyaratkan adanya mata pelajaran Sains dan IPS pada tingkat Sekolah Menengah Pertama. Pada saat di kampus mahasiswa hanya mempelajari satu bidang IPA saja, misalnya mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi hanya mempelajari bidang studi Biologi. Padahal, mata pelajaran Sains di sekolah meliputi Fisika, Kimia dan Biologi.

b.    Kedisiplinan
Mahasiswa PPL diwajibkan mengantor empat hari di dalam satu minggu. Ada dua hari waktu yang dapat dipergunakan untuk mengambil mata kuliah atau mengulangi mata kuliah yang lain. Ada beberapa mahasiswa yang meninggalkan sekolah (PPL) untuk mengikuti perkuliahan di kampus pada hari PPL meskipun tidak diizinkan oleh pihak sekolah. Mahasiswa tersebut merasakan kewajiban empat hari mengantor di sekolah terlalu berat mengingat besarnya beban studi yang harus diselesaikan. Oleh karena itu sebaiknya PPL dilaksanakan dengan jumlah hari per minggu yang lebih sedikit dengan konsekuensi masa PPL diperpanjang.

c.    Praktik Mengajar
Sebagai calon guru yang baru mulai mengajar banyak sekali masalah-masalah yang dihadapi. Berdasarkan pengamatan Maadab (2004:122-1213) selama membimbing mahasiswa PGSD yang melakukan PPL kompetensi sebagai “guru pemula” belum seperti yang diharapkan. Laporan dari guru pamong tempat mereka PPL mengatakan masih banyak kelemahan antara lain, metode penyampaian bahan yang kurang menarik, penguasaan materi yang belum mantap, dan pengelolaan kelas yang kurang baik. Tentunya kelemahan-kelemahan seperti ini dapat diatasi dengan banyak berlatih. Berlatih mengajar dalam kaurun dua bulan akan menambah kematangan penyampaiam materi, penguasaan materi, dan pengelolaan kelas.

d.   Guru Pamong belum memiliki kompetensi sebagai guru pamong
Pola PPL Gaya baru masih dilaksanakan sampai sekarang walaupun ada sedikit modifikasi. Sejak pelatihan tahun 1998, sejumlah guru yang sudah dilatih telah dimutasikan ke daerah atau sekolah lain sehingga komposisi dan jumlah guru pamong sudah berubah dari perencanaan dan proyeksi semula. Hal ini menyebabkan tidak seluruhnya pembimbingan mahasiswa PPL dilakukan oleh guru pamong yang sudah dilatih.
Sekarang ini, penunjukan seorang guru sebagai guru pamong dilakukan oleh sekolah. Pada sekolah tertentu penunjukan seorang guru pamong dilakukan kepada mereka yang belum mengikuti pembekalan PPL pola baru. Padahal seharusnya seorang guru pamong harus menguasai hakikat PPL, Fungsi dan Tanggung Jawab Guru Pamong, Penggunaan Instrumen Penilaian Kinerja Guru 1 (IPKG1), IPKG2, dsb.
Bagi sekolah yang memiliki guru pamong yang belum memenuhi kualifikasi sebagai guru pamong seringkali belum menjalankan pembimbingan dengan baik. Keadaaan ini terjadi karena ketidaktahuan mereka tentang fungsi dang tanggung jawab sebagai guru pamong.
Keadaaan mahasiswa PPL akan lebih berat bilamana seorang guru pamong bias dalam menerjemahkan tugasnya sebagai guru pamong. Proses pembimbingan dilakukan dengan cara menyerahkan seluruh tugas kesehariannya kepada mahasiswa yang dibimbingnya. Upaya pembimbingan disalahgunakan sebagai upaya pengalihan menjadi seorang asisten.
Ada lagi masalah lain yang dialami oleh mahasiswa PPL, yaitu Guru Pamong tidah mau memberi contoh cara mengajar yang baik dihadapan mahasiswa yang dibimbingnya. Sebagai seorang calon guru yang belum pernah melakukan praktik mengajar biasanya akan lebih mudah mempelajari keterampilan mengajar dengan melihat contoh yang dilakukan oleh guru pamong. Namun, kadangkala guru pamong tidak mau melakukan hal tersebut. Alasannya, guru pamong seolah-olah merasa diamati.
Upaya yang perlu dilakukan adalah, pendataan ulang jumlah dan komposisi guru pamong diperlukan, pembuatan atau revisi buku juklak PPL untuk mahasiswa, guru pamong, dan dosen pembimbing.

e.    Fasilitas sekolah untuk penyelenggaraan PPL
Sekolah penyelenggara sudah sewjarnya jika menyediakan fasilitas seperti sekretariat mahasiswa PPL, laboratorium, komputer, media pembelajaran, dan sebagainya. Sekolah tertentu dengan keterbatasannya tidak memiliki fasilitas-fasilitas tersebut. Hal ini dirasakan dapat menghambat proses pembelajaran praktik mengajar.
Meskipun demikian, bagi sekolah-sekolah yang telah mempunyai fasilitas yang memadai kadang kala masih ada sekolah yang enggan meminjamkan fasilitas-fasilitas tersebut kepada mahasiswa PPL. Mahasiswa tidak diperkenankan menggunakan komputer, peralatan laboratorium dan media-media pembelajran tertentu.

f.     Berakhirnya program Program Lapangan Sedini Mungkin (PLSM)
Pengenalan dengan lingkungan sekolah tidak hanya dimulai pada saat PPL, tetapi sudah dimulai pada Program Lapangan Sedini Mungkin (PLSM) pada mata kuliah Dasar Kependidikan dan mata kuliah Proses Belajar-Mengajar yang merupakan matakuliah prasyarat yang harus diambil mahasiswa sebelum mereka mengambil mata kuliah PPL. Namun, kegiatan PLSM ini berjalan dengan baik ketika ada Proyek Pendidikan Guru Sekolah Menengah (PGSM). Ketika proyek ini berakhir, kegiatan ini tidak berjalan lagi. Hal ini disebabkab oleh beberapa alasan, yaitu (1) tidak ada dana, (2) kegiatan PLSM dirasakan mengganggu pihak sekolah karena kedatangan mahasiswa ke sekolah tidak diatur dengan baik karena cenderung berbondong-bondong, (3) dosen tidak memasukkan kegiatan PLSM di silabinya. Padahal, dari hasil pemantauan PPL 2003, diperoleh data bahwa mahasiswa sangat memerlukan kegiatan PLSM supaya mereka tidak terkejut menghadapi siswa di dalam kelas saat ber-PPL.

2.2 Analisa Kasus dan Solusinya
1.  Kasus-kasus yang di temukan selama PPL
Hasil Pengumpulan Data Melalui Wawancara
Dari hasil wawancara diperoleh data sebagai berikut:
·      Adanya permasalahan dalam pengelolaan kelas
·  Siswa yang cenderung tidak tertarik dengan pembelajaran kimia karena sudah berpikir bahwa kimia merupakan mata pelajaran yang sulit
·      Adanya murid yang nakal dan tidak mau memperhatikan
·      Adanya sikap cuek dari siswa terhadap guru PPL
·      Adanya perasaan gugup saat penyampaian materi dikelas

Dari pengumpulan data berupa wawancara yang diperoleh dengan metode di atas, secara umum dapat disimpulkan kondisi calon guru sebagai berikut:
o  Kelebihan:
1.    Mahasiswa PPL merasa lebih termotivasi untuk menjadi seorang guru
2.    Mahasiswa PPL merasa menjadi memiliki tanggung jawab besar terhadap siswanya
3.    Mahasiswa PPL merasa harus terus belajar untuk diajarkan kepada siswanya
o  Kekurangan:
1.    Belum bisa mengelola kelas dengan baik
2.    Belum bisa mengambil simpati dari siswa
3.    Belum bisa menumbuhkan rasa percaya diri

Dari hasil identifikasi yang dilakukan, kesulitan yang dialami guru PPL antara lain:
a.    Adanya peserta didik yang tidak memperhatikan dan bersikap acuh tak acuh pada saat pembelajaran berlangsung.
b.    Adanya masalah dalam pengelolaan kelas
c.    Adanya ketidakpercayaan diri  pada saat menyampaikan materi yang dialami oleh guru pada saat proses belajar mengajar berlangsung.

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh calon guru, maka hal yang akan terjadi adalah:
1.    Kegiatan belajar mengajar menjadi kurang kondusif
2.    Penyampaian materi yang tidak maksimal dikarenakan gugup
3. Siswa bermalas-malasan pada proses belajar mengajar karena calon guru belum menyampaikan materi dengan baik.

2. Solusi
Untuk itu maka calon guru di atas perlu untuk diberikan bantuan untuk mengatasi permasalahan. Apabila calon guru segera mendapatkan bantuan setidaknya dapat:
1.      Kegiatan belajar mengajar menjadi kondusif
2.      Penyampaian materi jadi maksimal
3.      Siswa menjadi mengerti dengan materi yang disampaikan

Usaha-usaha yang direncanakan dan dilakukan untuk pemberian bantuan kepada calon guru adalah sebagai berikut:
a.    Masalah kelas
Ø Guru PPL dituntut lebih mengenal siswanya lebih dekat dan mampu mendalami karakter masing-masing siswa yang ada didalam kelas
Ø Menghindari respon negative dari siswa
Ø Mendata permasalahan dikelas untuk dirumuskan dan dipecahkan bersama

b.   Masalah Siswa
Ø Guru PPL harus membuat pendekatan terhadap siswanya
Ø Mengaitkan materi pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari
Ø Banyak memberikan motivasi melalui contoh konkrit dari kehidupan
Ø Membuat suasana pelajaran yang menyenangkan dan tidak menegangkan namun tetap serius
Ø Membuat media pembelajaran yang kreatif untuk menarik perhatian siswa agar mau memperhatikan
Ø Memberikan pengertian pada siswa bahwa semua pelajaran penting untuk menunjang kesuksesan sebagai sarana mencapai cita-citanya.
Ø Menjadikan aktifitas belajar di kelas sebagai aktifitas yang menyenangkan

c.    Masalah kepercayaan diri
Ø Menyiapkan diri sebaik mungkin dalam penyampaian materi
Ø Menguasai materi yang akan disampaikan
Ø Mengurangi ketergantungan terhadap orang lain  dan meningkatkan rasa percaya diri.






BAB IV
PENUTUP

4.1  Simpulan
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan salah satu program dalam pendidikan mahasiswa yang direncanakan dan merupakan salah satu persyaratan bagi mahasiswa  S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, untuk menyelesaikan studi yang ditempuh pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dalam rangka mempersiapkan tenaga kependidikan yang profesional.
Tujuan dilaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) yaitu untuk melatih calon guru menguasai kemampuan keguruannya secara utuh sehingga setelah menyelesaikan pendidikannya sehingga mereka siap berperan sebagai guru.
Keberhasilan seorang guru dalam mengajar sangat tergantung pada penguasaan materi, pengelolaan kelas dan penggunaan media yang tepat agar siswa tidak salah menafsirkan arti suatu pokok bahasan serta mampu mengatasi berbagai kendala dan masalah yang dihadapinya agar proses belajar mengajar tercapai dengan baik.

4.2  Saran
Agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara optimal sebagaimana yang diharapkan, di sini penulis ingin mengemukakan beberapa saran, diantaranya :
a. Sebelum menyajikan materi pelajaran terlebih dahulu hendaknya seorang guru mengkondisikan siswa ke situasi belajar yang baik dan menyenangkan.
b.   Tanggung jawab pendidikan terhadap anak didik janganlah diserahkan kepada anak semata tetapi tanggung jawab bersama antara lembaga pendidikan, keluarga dan pemerintah.
c.   Dalam kegiatan belajar mengajar hendaklah suatu lembaga pendidikan dapat menyediakan sarana dan prasarana yang memadai.
d.     Mengingat waktu PPL begitu singkat maka hendaknya mahasiswa calon guru memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin. Karena ini merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi pengembangan seorang guru.
e. Gunakanlah pengalaman PPL sebagai bekal untuk menjadi seorang calon guru yang profesional.
f.  Keberhasilan dalam melaksanakan PPL sangat bergantung pada kemampuan mahasiswa bekerjasama dengan pihak-pihak lain, yaitu guru pamong, kepala sekolah, guru wali kelas, guru bidang studi dan murid.
g.   Menerima kritik dan saran yang diberikan oleh guru pamong, kepala sekolah dan berbagai pihak yang berguna untuk menambah wawasan.
h.   Keterampilan dan keberhasilan sebagai guru yang sedang melaksanakan PPL. Untuk dapat membina hubungan antarpribadi dengan murid hendaklah kita sebagai calon guru berusaha mengenali murid, bersikap tebuka dan luwes, mendahulukan kepentingan murid, menaruh perhatian terhadap minat murid dan simpati.


DAFTAR PUSTAKA

Drs. H. M. Alisuf Sabri. 1998. Ilmu Pendidikan. Jakarta: CV Pedoman Jaya.
Mulyasa. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Resdakarya.
Popham w. James & L. Baker Evi. Teknik Mengajar Secara Sistematika. Rineka Cipta.
UP3L, (2013), Panduan Program pengalaman Lapangan (PPL). Palangkaraya: Univesitas Muhammadiyah Palangkaraya.
Suartawan. 2012. Laporan PPL Real PGSD. http://made-suartawan.blogspot.com/2012/06laporan-ppl-real-pgsd.html?m=1. Diakses 7 April 2014.